GORESAN TINTA KELABU KU
Gemricik
air terdengar beraturan dari dalam kamar
lalu sedikit ku tenggokkan kepalaku ke jendela
kamar,dan ku lihat butiran butiran air yang dengan sabarnya satu persatu
turun dari awan hingga bisa sampai ke bumi dan yang ku tahu banyak orang yang menyebutnya hujan.Sebenarnya Aku kagum
dengan hujan,hujan tak pernah lelah untuk menyejukkan bumi yang sudah panas
akan ulah manusia manusia yang terkutuk itu. Walapun hujan tau bahwa ia butuh
perjuangan dan jatuh berulang kali agar bisa membuat semua makhluk bumi
beteriak girang tanpa mengharapkan balasan apapun dan
betapa sabarnya ia hingga celaan dari manusia manusia yang tak menginginkannya
tak pernah ia balas,ia hanya melaksanakan tugasnya tanpa ingin sedikitpun
mendapat sebuah imbalan.
Kualihkan
sorot mataku kesebelah kanan dan kulihat anak-anak kecil yang sedang berlarian
kesana kemari dibawah gemriciknya air hujan.kadang mereka akan mengejek satu
sama lain lalu setelah itu mereka akan tertawa riang dengan ejekan yang keluar
dari satu bibir mungil lalu akan ditimpali oleh bibir mungil lainnya dan begitu seterusnya.Pikirku
melayang mengingat kembali masa-masa dimana aku kecil dulu , masa yang sangat
menyenangkan dan masa yang selalu aku rindukan .Sudahlah aku tak ingin nostalgia berkepanjangan ,yang
sudah lalu biarlah tertinggal dan menjadi simpanan untuk ku ceritakan kepada
anak cucuku nanti .
Hari
sudah mulai gelap , hujanpun terlihat sudah selesai melaksanakan tugasnya menyiram
bumi dan kini tugasnya digantikan oleh senja yang mulai terlihat di ufuk
barat , perlahan namun pasti senja
hilang begitu saja dan disambut oleh kumandang azan yang bersahut-sahutan dari
masjid satu dengan yang lainnya.Detik demi detik berlalu begitu saja kini sudah
waktunya untukku belajar , ku buka lembar demi lembar buku pelajaran ku hari
ini dan ku pelajari ulang apa yang ku dapat tadi pagi saat jam pelajaran ,namun
nihil tak satupun yang dapat masuk kedalam otakku , didalam otakku hanya
berputar-putar memikirkan sesuatu yang membuatku sangat kacau , aku tak bisa
berkonsentrasi dalam belajar . akhirnya ku putuskan untuk menutup buku
pelajaran ku dan mengemas buku pelajaran untuk esok .Setelah selesai akupun
bergegas menuju kamar dan membaringkan tubuhku diatas kasur yang empuk ini perlahan aku mulai memejamkan mataku dan
berharap hari esok akan lebih indah .
Sinar
matahari dengan jahatnya mengusik tidur nyenyakku , dengan berat hati ku buka
sedikit demi sedikit mataku dengan malas dan rasa ngantuk yang masih menerpaku
ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Setelah mandi rasanya tubuhku menjadi
lebih segar dan penuh semangat setelah
semua sudah siap aku pun bergegas menuju teras dan mengendarai sepedah
kesayanganku yang setiap pagi ku gayuh hingga sampai ke sekolah,sesampainya
disekolah akupun memarkirkan sepedah ku dan berjalan pelan menuju kelas XI-IPA
1 , yap aku sekarang duduk dibangku
kelas 11 .
Sesampainya
di dalam kelas yang pertama tertangkap oleh mataku adalah sosok laki-laki yang
sedang duduk sendirian dimejanya dengan acuhnya aku melewatinya dan menaruh
tasku di tempat dudukku ,ekor mataku dapat melihat dengan jelas bahwa ia sedang
memperhatikanku diam-diam akupun tetap acuh dan tidak meperdulikannya
“Assalammualaikum,Selamat
pagi” Terdengar suara cempreng yang khas tertangkap oleh gendang telingaku
“cie,,,cie,,,
berduan ni ye “ candanya lalu duduk di tempat duduknya yang kebetulan berada tepat
didepanku
“berduaan?
Ah enggaklah kan ada kamu jadinya
bertigaan ya kan ?” sahutku dengan senyum seadanya
“alah,Ran
Ran ngaku aja deh kamu sama Avriel pasti ada apa-apa , iya kan ?” ucapnya
menunjukku dan Avriel bergantian ( ya ya ya nama nyaAvriel)
“ngomong
apaan sih gak jelas banget” yah kini yang dari tadi bisu mulai membuka suaranya
Setelah
berkata seperti itu Avrielpun pergi
meninggalkan kelas , entahlah bukan urusanku dia pergi kemana . Aku
terlalu kecewa dengan perbuatannya yang terlalu egois dengan dirinya sendiri
,dia terlalu keras kepala dengan pendiriannya,aku memang menyayanginya namu n
sedikit terbesit kebencian dihatiku . Setelah dia menggajakku terbang dengan
sayap-sayap indahnya dia melepasku begitu saja hingga aku terjatuh ke jurang
yang begitu memilukan seakan hatiku
adalah mainan yang sangat menarik , dia menyayatnya dengan begitu lembut .
“Aku
menyukaimu Ran ,” ucapnya dikala itu
“haha,,,,
iya iya aku tau Vriel kalo kamu suka aku hahaha, suka sebagai teman bergurau
kan ? ” aku menertawainya karena ia begitu konyol menurutku , aku hanya
menganggapnya sekedar temanku tidak lebih , aku menyukai saat-saat aku
berguarau denganya bukan hanya denganya namun dengan teman ku yang lainnya juga
.
Dia
tesenyum lalu berkata “ Lebih dari itu “
Aku
hanya membalasnya dengan senyuman dan aku menepuk pundaknya
“jadikan
aku hanya sahabatmu jangan lebih karena rasa suka ku ke kamu hanya sekedar
sahabat tidak lebih” ucapku dengan tulus tanpa diguna guna
Terlihat
raut wajahnya yang kecewa , aku hanya bisa tersenyum tidak lebihdari itu, tak
lama kemudian diapun ikut tersenyum dan pergi meninggalkaku tanpa kata . aku
hanya bisa memandangi punggungnya yang kian menjauh dari penglihatanku .
Semenjak itu Avriel lebih sering menghubungiku setiap hari dan akupun membalas
setiap chat yang dia kirimkan ke aku . Tanpa sadar aku
mulai nyaman dengan perhatian kecil nya , tanpa sepengetahuanku perasaan ini dengan lancangnya mengagumi Avriel,
diam-diampun mata ini dengan lancang juga mencuri pandang kearahnya , dulu
perasaan yang biasa saja saat melihatnya dengan teman perempuan yang lain
sekarang hilang dan sirna , ada rasa mengebu gebu didalam diri ku untuk
memarahi si perempuan itu tak pandang perempuan itu kawan atau lawan ku . Namun
apa daya , aku tak bisa aku bukan siapa-siapa disini .
Lama
lama pun aku tersadar bahwa ini bukanlah
perasaan seorang sahabt ke sahabat nya tapi ini perasaan yang lebih dari itu ,
rasa kagum dan suka denganya . Aku tak bisa lagi mengelak , hatiku sudah
terlanjur begejolak .
Satu
bulan berlalu , aku mulai jujur dengan Avriel bahwa perasaanku sekarang sama
dengan perasaannya kepadaku . Avriel senang mengetahui hal itu , hari demi
haripun aku lewati dengannya namun tak kunjung telinga ini mendengar bibir
manisnya menyatakan sayangnya kepadaku atau memang akulah yang terlalu berharap
. TIDAK aku tidak akan berharap jika dia tidak memberikan harapan untukku .
1
bulan 2 minggu bukan kata manis yang kuterima namun kata pahit yang kuketahui ,
malam itu Avriel mengirimiku pesan dan
berkata bahwa dia sudah terlanjur merajut kasih dengan yang lain ,
Pyar............
Bagai
piring yang terjatuh begitu saja dan menjadikan piring itu pecah berkeping
keping semua orang pasti tahu jika piring yang sudah pecah tak akan pernah bisa
kembali utuh dan cantik lagi seperti semula .
“
kamu tega vriel kamu jahat “ lirihku dengan bibir yang bergetar
Esoknya
saat di kelas aku hanya memandangnya dengan perasaan yang sagat membencinya ,
aku benci kamu vriel aku benci.
Drttt....
Terasa
ada yang bergetar di saku ku , ku cari barang yang bergetar tadi dan ku lihat
ada satu pesan masuk , ku buka dan ku baca dengan perasaan yang begitu
meluap-luap
‘Maaf
Ran aku tidak pernah punya maksud menyakiti perasaanmu , aku menyukaimu
namun aku tak bisa meninggalkan milikku , aku benar benar minta maaaf’
Seperti
itulah pesan singkatnya , aku hanya mencibir pesan itu dan secpat mungkin aku
membalasnya
‘lakukan
apapun yang kau mau , itu bukan urusan ku , aku tak peduli & tentang maafmu itu aku tak bisa
memaafkannya kau terlalu baik untuk dimaafkan, orang yang terlalu baik suka
sekali berbicara seenaknya !”
Dan
semenjak itulah hubunganku dan Avriel tak pernah membaik , aku dan Avriel tak
pernah betergur sapa jangankan bertegur sapa saling lempar senyumpun tak
pernah.
Sudahlah
tausah lagi ku pedulikan sudah 1 bulan yang lalu semua itu terjadi
“woy
Ran ngapain sih ngelamun aja dari
tadi “ teriak Eisye teman sebangkuku
Aku
pun tersentak kaged mendengarnya berteriak
tepat ditelingaku,aku memandangnya sebentar lalu menundukkan kepalaku
sesaat setelah itu ku edarkan pandangku keseluruh kelas dan tenyata kelaspun
sudah ramai oleh teman-temanku yang ternyata sudah banyak yang berada didalam
kelas , huh begitu lamakah aku melamun hingga aku tak
memperhatikan keadaan disekitarku .
“iya
nie sye dari tadi Ran ngelamun mulu mungkin juga ngelamunin tuh si Avriel ,
tadi aja beduaan dikelas “ sahut temanku yang duduk didepan ku (yang tadi loh)
“beneran
kamu Ta? Ga bohongkan ?” selidik Eisye melihat Sita dengan sunguh sunguh
“ngapain
juga aku bohong sye “ jawab sita dan memalingkan wajahnya ke arah papan tulis
“Sita
beneran gak sih Ran ? jawab don Ran jangan diem aja” ucap Eisye dengan keponya
, Eisye mengguncang pundakku dengan pelan , aku pun hanya tertawa menanggapinya
Jam
Istirahatpun tiba aku lebih memilih
menyendiri dan duduk dibawah salah satu pohon dengan membawa secarik kertas dan
akupun mulai menggoreskan tinta hitamku .
Kucoretkan semua isi hatiku diatasnya
“Untuk sahabatku yang ku sayang, Avriel
Jika aku tahu semua akan berakhir
seperti ini maka dulu aku akan membendung perasaanku dengan sebuah tameng agar
aku tidak pernah mengagumimu , aku menyesal semua ini terjadi.Vriel aku rindu
guarauan gurauan dari bibir manismu aku rindu bercanda denganmu aku rindu berkata
seenaknya denganmu aku rindu saat kita saling ledek satu sama lain aku rindu
semuanya , namun apakah semua itu akan kembali lagi?mungkin tidak ! . jika aku
berani berucap di depanmu maka aku akan berkata bahwa aku ingin semua kembali
seperti dulu saat aku bisa berbicara apapun ke kamu . Tidak seperti ini
perasaan yang selalu membuatku kacau & merasa bersalah.
Aku tidak pernah ingin meminta
lebih , biarkan perasaaanku terluka olehmu . Jika sakitku bisa terbayar oleh
guarauan kecilmu aku akan mengiklaskannya .
Sahabat yang merindukamu , Ran “
Itulah
coretan yang bisa kugoreskan tidak lebih , Jika aku berani akan ku berikan
secarik kertas ini pada Avriel , namun nyali sedikitpun aku tak punya . Aku
hanya bisa pasrah saat ini biarkan waktu yang memberi jawaban dan biarkanlah
waktu juga yang memberi tahu Avriel tentang semua isi hatiku saat ini,aku hanya
bisa berdo’a agar Avriel bisa mengerti semua yang sebenarnya begejolak dalam
hati kecilku.
“Mungkin
waktu jugalah yang egois dan keras kepala dengan pendiriannya untuk tidak
menyatukan kita”
Oleh : Citra Marantika
-Semua yang indah akan tiba diwaktu yang
tepat-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar