Kamis, 31 Maret 2016

GORESAN TINTA KELABU KU

Gemricik  air terdengar beraturan dari dalam kamar lalu sedikit ku tenggokkan kepalaku ke jendela  kamar,dan ku lihat butiran butiran air yang dengan sabarnya satu persatu turun dari awan hingga bisa sampai ke bumi dan yang ku tahu banyak orang  yang menyebutnya hujan.Sebenarnya Aku kagum dengan hujan,hujan tak pernah lelah untuk menyejukkan bumi yang sudah panas akan ulah manusia manusia yang terkutuk itu. Walapun hujan tau bahwa ia butuh perjuangan dan jatuh berulang kali agar bisa membuat semua makhluk bumi beteriak girang  tanpa mengharapkan balasan apapun dan betapa sabarnya ia hingga celaan dari manusia manusia yang tak menginginkannya tak pernah ia balas,ia hanya melaksanakan tugasnya tanpa ingin sedikitpun mendapat sebuah imbalan.
Kualihkan sorot mataku kesebelah kanan dan kulihat anak-anak kecil yang sedang berlarian kesana kemari dibawah gemriciknya air hujan.kadang mereka akan mengejek satu sama lain lalu setelah itu mereka akan tertawa riang dengan ejekan yang keluar dari satu bibir mungil lalu akan ditimpali oleh bibir mungil  lainnya dan begitu seterusnya.Pikirku melayang mengingat kembali masa-masa dimana aku kecil dulu , masa yang sangat menyenangkan dan masa yang selalu aku rindukan .Sudahlah aku  tak ingin nostalgia berkepanjangan ,yang sudah lalu biarlah tertinggal dan menjadi simpanan untuk ku ceritakan kepada anak cucuku nanti .
Hari sudah mulai gelap , hujanpun terlihat sudah selesai melaksanakan tugasnya menyiram bumi dan kini tugasnya digantikan oleh senja yang mulai terlihat di ufuk barat  , perlahan namun pasti senja hilang begitu saja dan disambut oleh kumandang azan yang bersahut-sahutan dari masjid satu dengan yang lainnya.Detik demi detik berlalu begitu saja kini sudah waktunya untukku belajar , ku buka lembar demi lembar buku pelajaran ku hari ini dan ku pelajari ulang apa yang ku dapat tadi pagi saat jam pelajaran ,namun nihil tak satupun yang dapat masuk kedalam otakku , didalam otakku hanya berputar-putar memikirkan sesuatu yang membuatku sangat kacau , aku tak bisa berkonsentrasi dalam belajar . akhirnya ku putuskan untuk menutup buku pelajaran ku dan mengemas buku pelajaran untuk esok .Setelah selesai akupun bergegas menuju kamar dan membaringkan tubuhku diatas kasur yang empuk ini  perlahan aku mulai memejamkan mataku dan berharap hari esok akan lebih indah .
Sinar matahari dengan jahatnya mengusik tidur nyenyakku , dengan berat hati ku buka sedikit demi sedikit mataku dengan malas dan rasa ngantuk yang masih menerpaku ku langkahkan kakiku menuju kamar mandi. Setelah mandi rasanya tubuhku menjadi lebih segar dan penuh semangat  setelah semua sudah siap aku pun bergegas menuju teras dan mengendarai sepedah kesayanganku yang setiap pagi ku gayuh hingga sampai ke sekolah,sesampainya disekolah akupun memarkirkan sepedah ku dan berjalan pelan menuju kelas XI-IPA 1 , yap aku sekarang duduk dibangku kelas 11 .
Sesampainya di dalam kelas yang pertama tertangkap oleh mataku adalah sosok laki-laki yang sedang duduk sendirian dimejanya dengan acuhnya aku melewatinya dan menaruh tasku di tempat dudukku ,ekor mataku dapat melihat dengan jelas bahwa ia sedang memperhatikanku diam-diam akupun tetap acuh dan tidak meperdulikannya
“Assalammualaikum,Selamat pagi” Terdengar suara cempreng yang khas tertangkap oleh gendang telingaku
“cie,,,cie,,, berduan ni ye “ candanya lalu duduk di tempat duduknya yang kebetulan berada tepat didepanku
“berduaan?  Ah enggaklah kan ada kamu jadinya bertigaan ya kan ?” sahutku dengan senyum seadanya
“alah,Ran Ran ngaku aja deh kamu sama Avriel pasti ada apa-apa , iya kan ?” ucapnya menunjukku dan Avriel bergantian ( ya ya ya nama nyaAvriel)
“ngomong apaan sih gak jelas banget” yah kini yang dari tadi bisu mulai membuka suaranya

Setelah berkata seperti itu Avrielpun pergi  meninggalkan kelas , entahlah bukan urusanku dia pergi kemana . Aku terlalu kecewa dengan perbuatannya yang terlalu egois dengan dirinya sendiri ,dia terlalu keras kepala dengan pendiriannya,aku memang menyayanginya namu n sedikit terbesit kebencian dihatiku . Setelah dia menggajakku terbang dengan sayap-sayap indahnya dia melepasku begitu saja hingga aku terjatuh ke jurang yang begitu memilukan  seakan hatiku adalah mainan yang sangat menarik , dia menyayatnya dengan begitu lembut .
“Aku menyukaimu Ran ,” ucapnya dikala itu
“haha,,,, iya iya aku tau Vriel kalo kamu suka aku hahaha, suka sebagai teman bergurau kan ? ” aku menertawainya karena ia begitu konyol menurutku , aku hanya menganggapnya sekedar temanku tidak lebih , aku menyukai saat-saat aku berguarau denganya bukan hanya denganya namun dengan teman ku yang lainnya juga .
Dia tesenyum lalu berkata “ Lebih dari itu “
Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan aku menepuk pundaknya
“jadikan aku hanya sahabatmu jangan lebih karena rasa suka ku ke kamu hanya sekedar sahabat tidak lebih” ucapku dengan tulus tanpa diguna guna
Terlihat raut wajahnya yang kecewa , aku hanya bisa tersenyum tidak lebihdari itu, tak lama kemudian diapun ikut tersenyum dan pergi meninggalkaku tanpa kata . aku hanya bisa memandangi punggungnya yang kian menjauh dari penglihatanku . Semenjak itu Avriel lebih sering menghubungiku setiap hari dan akupun membalas setiap chat  yang dia kirimkan ke aku . Tanpa sadar aku mulai nyaman dengan perhatian kecil nya , tanpa sepengetahuanku perasaan ini  dengan lancangnya mengagumi Avriel, diam-diampun mata ini dengan lancang juga mencuri pandang kearahnya , dulu perasaan yang biasa saja saat melihatnya dengan teman perempuan yang lain sekarang hilang dan sirna , ada rasa mengebu gebu didalam diri ku untuk memarahi si perempuan itu tak pandang perempuan itu kawan atau lawan ku . Namun apa daya , aku tak bisa aku bukan siapa-siapa disini .
Lama lama pun  aku tersadar bahwa ini bukanlah perasaan seorang sahabt ke sahabat nya tapi ini perasaan yang lebih dari itu , rasa kagum dan suka denganya . Aku tak bisa lagi mengelak , hatiku sudah terlanjur begejolak .
Satu bulan berlalu , aku mulai jujur dengan Avriel bahwa perasaanku sekarang sama dengan perasaannya kepadaku . Avriel senang mengetahui hal itu , hari demi haripun aku lewati dengannya namun tak kunjung telinga ini mendengar bibir manisnya menyatakan sayangnya kepadaku atau memang akulah yang terlalu berharap . TIDAK aku tidak akan berharap jika dia tidak memberikan harapan untukku .
1 bulan 2 minggu bukan kata manis yang kuterima namun kata pahit yang kuketahui , malam itu Avriel mengirimiku pesan dan  berkata bahwa dia sudah terlanjur merajut kasih dengan yang lain ,
Pyar............
Bagai piring yang terjatuh begitu saja dan menjadikan piring itu pecah berkeping keping semua orang pasti tahu jika piring yang sudah pecah tak akan pernah bisa kembali utuh dan cantik lagi seperti semula .
“ kamu tega vriel kamu jahat “ lirihku dengan bibir yang bergetar
Esoknya saat di kelas aku hanya memandangnya dengan perasaan yang sagat membencinya , aku benci kamu vriel aku benci.
Drttt....
Terasa ada yang bergetar di saku ku , ku cari barang yang bergetar tadi dan ku lihat ada satu pesan masuk , ku buka dan ku baca dengan perasaan yang begitu meluap-luap
Maaf  Ran aku tidak pernah punya maksud menyakiti perasaanmu , aku menyukaimu namun aku tak bisa meninggalkan milikku , aku benar benar minta maaaf’
Seperti itulah pesan singkatnya , aku hanya mencibir pesan itu dan secpat mungkin aku membalasnya
 ‘lakukan apapun yang kau mau , itu bukan urusan ku , aku tak peduli  & tentang maafmu itu aku tak bisa memaafkannya kau terlalu baik untuk dimaafkan, orang yang terlalu baik suka sekali berbicara seenaknya !”
Dan semenjak itulah hubunganku dan Avriel tak pernah membaik , aku dan Avriel tak pernah betergur sapa jangankan bertegur sapa saling lempar senyumpun tak pernah.
Sudahlah tausah lagi ku pedulikan sudah 1 bulan yang lalu semua itu terjadi
“woy Ran ngapain sih ngelamun aja dari tadi “ teriak Eisye teman sebangkuku
Aku pun tersentak kaged mendengarnya berteriak  tepat ditelingaku,aku memandangnya sebentar lalu menundukkan kepalaku sesaat setelah itu ku edarkan pandangku keseluruh kelas dan tenyata kelaspun sudah ramai oleh teman-temanku yang ternyata sudah banyak yang berada didalam kelas , huh  begitu lamakah aku melamun hingga aku tak memperhatikan keadaan disekitarku .
“iya nie sye dari tadi Ran ngelamun mulu mungkin juga ngelamunin tuh si Avriel , tadi aja beduaan dikelas “ sahut temanku yang duduk didepan ku (yang tadi loh)
“beneran kamu Ta? Ga bohongkan ?” selidik Eisye melihat Sita dengan sunguh sunguh
“ngapain juga aku bohong sye “ jawab sita dan memalingkan wajahnya ke arah papan tulis
“Sita beneran gak sih Ran ? jawab don Ran jangan diem aja” ucap Eisye dengan keponya , Eisye mengguncang pundakku dengan pelan , aku pun hanya tertawa menanggapinya

Jam Istirahatpun  tiba aku lebih memilih menyendiri dan duduk dibawah salah satu pohon dengan membawa secarik kertas dan  akupun mulai menggoreskan tinta hitamku . Kucoretkan semua isi hatiku diatasnya

Untuk sahabatku yang ku sayang, Avriel
Jika aku tahu semua akan berakhir seperti ini maka dulu aku akan membendung perasaanku dengan sebuah tameng agar aku tidak pernah mengagumimu , aku menyesal semua ini terjadi.Vriel aku rindu guarauan gurauan dari bibir manismu aku rindu bercanda denganmu aku rindu berkata seenaknya denganmu aku rindu saat kita saling ledek satu sama lain aku rindu semuanya , namun apakah semua itu akan kembali lagi?mungkin tidak ! . jika aku berani berucap di depanmu maka aku akan berkata bahwa aku ingin semua kembali seperti dulu saat aku bisa berbicara apapun ke kamu . Tidak seperti ini perasaan yang selalu membuatku kacau & merasa bersalah.
Aku tidak pernah ingin meminta lebih , biarkan perasaaanku terluka olehmu . Jika sakitku bisa terbayar oleh guarauan kecilmu aku akan mengiklaskannya .
Sahabat yang merindukamu , Ran “

Itulah coretan yang bisa kugoreskan tidak lebih , Jika aku berani akan ku berikan secarik kertas ini pada Avriel , namun nyali sedikitpun aku tak punya . Aku hanya bisa pasrah saat ini biarkan waktu yang memberi jawaban dan biarkanlah waktu juga yang memberi tahu Avriel tentang semua isi hatiku saat ini,aku hanya bisa berdo’a agar Avriel bisa mengerti semua yang sebenarnya begejolak dalam hati kecilku.
“Mungkin waktu jugalah yang egois dan keras kepala dengan pendiriannya untuk tidak menyatukan kita”


Oleh : Citra Marantika
-Semua yang indah akan tiba diwaktu yang tepat-


Tidak ada komentar:

Posting Komentar